—buah rindu
Kemana jua, aku tak hendak sembunyi
pergi dari tatap, lari dari ratap
ke dalam igauan pertemuan denganmu
di mana padang, di mana kelok yang ingin kuelakkan dalam berjalan
warna magrib dan subuh merantai sunyi dalam gelap
lalu kelam, memapah ingatan pada elok manikam
pada siapa lambaian tak teikhlaskan
ketika layar dikembang, kala sauh dipintalkan
ada yang merambat di dinding tongkang ini, mengalir lewat nadi
: ingatan pada ruang, jalan, kelok atau simpang yang menggubah pertemuan
Oi, kian sansai
Rindu mengekal
Sebak awan tawarkan gerimis
Lalu hujan, merintik rintik
Di tempayan hati
Padang 1427
Tidak ada komentar:
Posting Komentar